Saya ibu digital yang selalu mengeluhkan sempitnya waktu.
Seringkali melakukan janji, andai punya waktu lebih, akan melakukan banyak hal untuk keluarga.
Janji loh ya, janji....
Akar permasalahan saya adalah banyaknya rutinitas sehari-hari. Dan setelah saya telaah, lebih banyak adalah aktifitas digital. Waktu yang saya habiskan dengan smartphone tidak terukur secara pasti, atau saking overdosis?
Saya tidak sendiri. Menurut data yang dilansir TheAsianParents, ibu digital di Indonesia mempunyai gaya hidup seperti gambar di bawah ini.
Sejak bangun pagi, tangan sudah mencari-cari smartphone untuk cek email atau pesan lainnya. Sarapan surat kabar pun menggunakan smartphone. Kemudian lanjut sepanjang hari dalam aktivitas on-the-go, karena saya adalah ibu bekerja, antara urusan pekerjaan hingga berbelanja online, browsing resep makan malam keluarga, mencari ide-ide pesta ulang tahun, memeriksa email, mengelola blog, menonton video tutorial hijab. Masih di sela kebutuhan rekreasi dengan selfie dan post ke media sosial. Saya juga berinteraksi dengan sahabat, blogger hingga brand, mengatur jadwal harian dan rencana-rencana. Yang kesemuanya itu sampai pada kesimpulan bahwa rutinitas ibu banyak dilakukan secara online.
Banyak sumber yang menyatakan bahwa dari hasil survei tentang perilaku digital, para ibu menghabiskan waktu yang cukup besar untuk online. Mereka percaya bahwa informasi online sangat membantu aktivitas mereka sebagai ibu. Para Ibu menghabiskan 4,1 jam per hari untuk online dibandingkan dengan 2,8 jam menonton TV. 39% ibu merasa online adalah bentuk me time yang menenangkan. (sumber dari sini). Sedangkan sumber lain menyebutkan ibu menghabiskan 6,1 jam per hari rata-rata pada smartphone mereka.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tanpa menyebutkan kelompok pengguna, menyimpulkan bahwa 84% pengguna internet Indonesia mengakses internet setiap hari dan 37,7 % menggunakan selama 1-3 jam sehari. Paling lama penggunaan hingga 9 jam per hari sebanyak 6,1%. Nah, kira-kira saya ada di kelompok mana nih?
Saya perkirakan, waktu online saya sekitar 6 jam setiap harinya. Tidak berlangsung terus menerus, namun karena menggunakan smartphone, saya bisa melakukannya sambil melakukan beberapa aktifitas sekaligus. Sudah berusaha multitasking, namun waktu rasanya tidak pernah cukup.
Dampak perilaku ibu digital adalah berkurangnya waktu berinteraksi dengan keluarga. Saya akui semakin banyak waktu untuk bekerja online. Waktu online ini lebih lama apabila saya harus mengunggah lampiran atau foto, membaca laman yang besar. Kelancaran jaringan internet menjadi penentu waktu kerja online dalam satu hari.
Bisakah jaringan 4G LTE membantu memenuhi janji saya?
Sebagai pengguna internet, kecepatan koneksi, coverage area, stabilitas koneksi dan harga yang murah menjadi penentu dalam memilih provider. Dalam aktivitas unggah dan unduh materi, mood saya tergantung dari kelancaran akses internetnya. Yang bikin kesal kalau di tengah proses unggah/unduh internet putus karena koneksi tidak stabil.
Dalam kunjungan saya ke counter Smartfren saya sudah mencoba lancarnya berinternet pada jaringan Smartfren 4G LTE Advance.
Smartfren merupakan operator selular 4G LTE Advanced yang memungkinkan pelanggan dapat menikmati layanan 4G LTE lebih optimal dengan cakupan wilayah yang luas (FDD/Frequency Division Duplex). Kapasitas bandwidth (TDD/Time Division Duplex) yang disediakan jauh lebih besar dibandingkan operator lain, menjadikan layanan Smartfren 4G LTE Advanced lebih cepat dan lebih stabil.
4G LTE sendiri adalah generasi ke-4 dari teknologi komunikasi mobile internet. Smartfren menghadirkan teknologi 4G LTE Advanced dengan jangkauan luas, koneksi mobile-internet lebih cepat dan lebih stabil di Indonesia.
Saya mengukur kecepatannya dengan aplikasi Ookla speedtest. Dalam mal Botani square yang notabene jaringan lain kehilangan sinyal, Smartfren 4G LTE menunjukkan kecepatan download dan upload seperti di bawah ini. Lalu saya membandingkan dengan aplikasi yang sama untuk operator yang saya gunakan saat ini. Kecepatan download dan uploadnya kurang lebih setengah dari smartfren 4G LTE.
Saya mencoba membuka-buka laman blog saya sendiri. Setiap klik laman segera tertampil hanya dalam sepersekian detik. Untuk membuktikan kelancaran Smartfren 4G LTE saya juga memutar youtube. Lancar, bebas hambatan.
Smarfren 4G LTE dapat menghemat waktu online para ibu digital.
Dengan waktu download dan upload lebih cepat, rutinitas online akan lebih efisien waktu. Bayangkan jika waktu demi waktu yang terkumpul bisa digunakan untuk memperbanyak waktu interaksi bersama keluarga.
Kira-kira bisa hemat waktu berapa lama? Hmm, belum ada angka pastinya. Kecepatan 4G LTE berbeda di beberapa lokasi. Begitupun berapa besaran kuota yang saya unggah maupun unduh sangat bervariatif. Di antara aktifitas internet harian, tidak selalu unggah/ unduh/streaming. Ada waktu jeda untuk membaca, mengetik, foto, dan editing. Tapi dengan kesanggupan Smartfren 4G LTE Advance untuk koneksi internet cepat, tentunya waktu pekerjaan online dapat dihemat.
Waktu yang bisa dihemat ini ada kemungkinan akan saya gunakan untuk melakukan pekerjaan internet tambahan, atau memilih menggunakannya untuk family time. Tergantung pada pilihan (dan godaan untuk online).
Sekali lagi ingat janji, internet cepat bukan melulu soal banyak-banyakan pekerjaan lagi dan lagi. Melainkan juga tentang bagaimana esensi menghargai waktu yang terbatas karena waktu sangat berharga. Dan jika internet cepat mampu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat pula, maka janji ibu digital harus dipenuhi. Janji untuk lebih banyak waktu berinteraksi dengan keluarga.
Seringkali melakukan janji, andai punya waktu lebih, akan melakukan banyak hal untuk keluarga.
Janji loh ya, janji....
Akar permasalahan saya adalah banyaknya rutinitas sehari-hari. Dan setelah saya telaah, lebih banyak adalah aktifitas digital. Waktu yang saya habiskan dengan smartphone tidak terukur secara pasti, atau saking overdosis?
Saya tidak sendiri. Menurut data yang dilansir TheAsianParents, ibu digital di Indonesia mempunyai gaya hidup seperti gambar di bawah ini.
![]() |
Sumber dari sini |
Banyak sumber yang menyatakan bahwa dari hasil survei tentang perilaku digital, para ibu menghabiskan waktu yang cukup besar untuk online. Mereka percaya bahwa informasi online sangat membantu aktivitas mereka sebagai ibu. Para Ibu menghabiskan 4,1 jam per hari untuk online dibandingkan dengan 2,8 jam menonton TV. 39% ibu merasa online adalah bentuk me time yang menenangkan. (sumber dari sini). Sedangkan sumber lain menyebutkan ibu menghabiskan 6,1 jam per hari rata-rata pada smartphone mereka.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tanpa menyebutkan kelompok pengguna, menyimpulkan bahwa 84% pengguna internet Indonesia mengakses internet setiap hari dan 37,7 % menggunakan selama 1-3 jam sehari. Paling lama penggunaan hingga 9 jam per hari sebanyak 6,1%. Nah, kira-kira saya ada di kelompok mana nih?
![]() |
Sumber dari sini |
Dampak perilaku ibu digital adalah berkurangnya waktu berinteraksi dengan keluarga. Saya akui semakin banyak waktu untuk bekerja online. Waktu online ini lebih lama apabila saya harus mengunggah lampiran atau foto, membaca laman yang besar. Kelancaran jaringan internet menjadi penentu waktu kerja online dalam satu hari.
Bisakah jaringan 4G LTE membantu memenuhi janji saya?
Sebagai pengguna internet, kecepatan koneksi, coverage area, stabilitas koneksi dan harga yang murah menjadi penentu dalam memilih provider. Dalam aktivitas unggah dan unduh materi, mood saya tergantung dari kelancaran akses internetnya. Yang bikin kesal kalau di tengah proses unggah/unduh internet putus karena koneksi tidak stabil.
Dalam kunjungan saya ke counter Smartfren saya sudah mencoba lancarnya berinternet pada jaringan Smartfren 4G LTE Advance.
Smartfren merupakan operator selular 4G LTE Advanced yang memungkinkan pelanggan dapat menikmati layanan 4G LTE lebih optimal dengan cakupan wilayah yang luas (FDD/Frequency Division Duplex). Kapasitas bandwidth (TDD/Time Division Duplex) yang disediakan jauh lebih besar dibandingkan operator lain, menjadikan layanan Smartfren 4G LTE Advanced lebih cepat dan lebih stabil.
4G LTE sendiri adalah generasi ke-4 dari teknologi komunikasi mobile internet. Smartfren menghadirkan teknologi 4G LTE Advanced dengan jangkauan luas, koneksi mobile-internet lebih cepat dan lebih stabil di Indonesia.
Saya mengukur kecepatannya dengan aplikasi Ookla speedtest. Dalam mal Botani square yang notabene jaringan lain kehilangan sinyal, Smartfren 4G LTE menunjukkan kecepatan download dan upload seperti di bawah ini. Lalu saya membandingkan dengan aplikasi yang sama untuk operator yang saya gunakan saat ini. Kecepatan download dan uploadnya kurang lebih setengah dari smartfren 4G LTE.
Saya mencoba membuka-buka laman blog saya sendiri. Setiap klik laman segera tertampil hanya dalam sepersekian detik. Untuk membuktikan kelancaran Smartfren 4G LTE saya juga memutar youtube. Lancar, bebas hambatan.
![]() |
Membuka blog dengan Smartfren 4G LTE |
Smarfren 4G LTE dapat menghemat waktu online para ibu digital.
Dengan waktu download dan upload lebih cepat, rutinitas online akan lebih efisien waktu. Bayangkan jika waktu demi waktu yang terkumpul bisa digunakan untuk memperbanyak waktu interaksi bersama keluarga.
Kira-kira bisa hemat waktu berapa lama? Hmm, belum ada angka pastinya. Kecepatan 4G LTE berbeda di beberapa lokasi. Begitupun berapa besaran kuota yang saya unggah maupun unduh sangat bervariatif. Di antara aktifitas internet harian, tidak selalu unggah/ unduh/streaming. Ada waktu jeda untuk membaca, mengetik, foto, dan editing. Tapi dengan kesanggupan Smartfren 4G LTE Advance untuk koneksi internet cepat, tentunya waktu pekerjaan online dapat dihemat.
Waktu yang bisa dihemat ini ada kemungkinan akan saya gunakan untuk melakukan pekerjaan internet tambahan, atau memilih menggunakannya untuk family time. Tergantung pada pilihan (dan godaan untuk online).
Sekali lagi ingat janji, internet cepat bukan melulu soal banyak-banyakan pekerjaan lagi dan lagi. Melainkan juga tentang bagaimana esensi menghargai waktu yang terbatas karena waktu sangat berharga. Dan jika internet cepat mampu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat pula, maka janji ibu digital harus dipenuhi. Janji untuk lebih banyak waktu berinteraksi dengan keluarga.